Oleh: ariescyber
Proses pembentukan minyak bumi
dan gas alam berlangsung di bawah permukaan danau atau laut. Di dalam danau
atau laut terdapat tumbuhan dan hewan yang berukuran sangat kecil (plankton).
Tumbuhan dan hewan ini dapat hidup karena memperoleh energi matahari. Tumbuhan
dan hewan kecil tersebut akan diuraikan menjadi hidrokarbon oleh bakteri
pengurai.
Beberapa bagian tubuh bangkai
tersebut mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama
di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik.
Warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintik-bintik itu akan tersimpan di
dalam lumpur dan mengeras karena terkena energi cahaya matahari. Lumpur
tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi.
Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur. Batuan lumpur
menjadi panas dan bintik-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak
kental yang pekat. Minyak semakin banyak dihasilkan jika batuan terkubur
semakin dalam. Pada saat batuan mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak
cair yang bersifat encer. Pada akhirnya, saat panas sangat tinggi, gas alam
akan dihasilkan. Gas alam ini sebagian berupa metana. Sementara itu, saat
lempeng kulit Bumi bergerak, minyak yang yang terbentuk di berbagai tempat akan
bergerak. Minyak itu akan mengumpul di tempat-tempat tertentu dan berhenti saat
mencapai batuan yang kedap cairan. Batuan kedap cairan ini akan menutup rapat
lapisan penyimpan minyak.
Minyak bumi merupakan suatu
campuran dari bermacam-macam senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon tersebut
berupa senyawa jenuh maupun tidak jenuh, serta senyawa alifatik, aromatik,
maupun siklik. Komponen terbesar minyak bumi umumnya berupa senyawa-senyawa
alkana. Susunan senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi berbeda-beda. Hal ini
tergantung dari faktor umur, suhu pembentukan, dan cara pembentukan. Misal minyak dari Indonesia banyak mengandung
senyawa-senyawa aromatik, sedangkan minyak bumi dari Rusia banyak mengandung
senyawa-senyawa sikloalkana. Senyawa-senyawa dalam minyak bumi terutama berasal
dari turunan siklopentana dan sikloheksana.
Secara umum, komponen minyak bumi
saat diurai berupa lima unsur kimia, yaitu 82 – 87 % karbon, 11 – 15 %
hidrogen, 0,01 – 6 % belerang, 0 – 2 % oksigen, 0,01 – 3 % nitrogen, dan
sedikit organologam.
Berdasarkan jumlah komponen yang
terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu
parafin, naftalen, dan campuran parafin-naftalena.
1.Golongan Parafin
Sebagian besar komponen minyak bumi jenis parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak jenis ini dimanfaatkan untuk bahan bakar, karena merupakan sumber penghasil gasolin
2. Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam minyak bumi naftalena berupa senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak bumi jenis ini digunakan untuk pengeras jalan atau pelumas.
3.Golongan Campuran Parafin-naftalena
Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.
No comments :
Post a Comment